Subscribe

Sabtu, Agustus 29, 2009

Tasawuf ialah...


Imam Ja'far as Shadiq berkata, "Membangkang kepada Allah sambil mengaku bahwa engkau mencintai-Nya? Demi hidupku,ini ajaib?! Apabila cintamu sejati," pasti engkau akan mematuhi-Nya, karena pecinta patuh pada yang dicintainya." Ketaatan dan peribadatan seseorang kepada Allah Swt selaras dengan cintanya kepada Allah Swt. Pada dasarnya, cintalah yang membawa pada ketaatan; si pecinta tidak mampu menolak keinginan yang dicintainya.
Imam Ali as bersabda, "Jangan kau lihat kecilnya dosa yang kaulakukan, tapi lihatlah, perintah Siapa yang kau tentangApa itu Tasawuf?
Alkisah, Rabi'ah al-Adawiyah berlari ke tengah pasar dengan membawa se ember air di tangan kanan dan sebilah obor di tangan kiri. Orang keheranan dan bertanya, "Hai Rabi'ah, apa yang kau lakukan?" Sufi perempuan itu menjawab. "Dengan air ini aku ingin memadamkan neraka. Dengan api ini, aku ingin membakar surga, supaya setelah ini orang tidak lagi menyembah Tuhan karena takut akan neraka dan berharap akan surga. Aku ingin setelah ini hamba - hamba Tuhan akan menyembah-Nya hanya karena cinta."

Seperti yang pernah diucapkan Imam Ali kw, banyak orang yang menyembah Tuhan karena mengharapkan sesuatu. Ibadah dilakukan sebagai suatu investasi agar suatu saat Tuhan membayar hasil ibadah itu kepada mereka. Imam Ali menyebut ibadah orang yang mengharapkan pahala sebagai seorang pedagang. Ada juga orang menyembah Tuhan karena takut akan siksa-Nya. mereka takut menghadapi azab Tuhan. Menurut Imam Ali, ibadah mereka sama seperti pengabdian seorang budak belian kepada seorang tuannya. Ibadah yang hakiki adalah ibadah karena cinta. Itulah ibadah orang - orang yang merdeka.
Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari cara menyembah Tuhan, bukan karena mengharapkan pahala-Nya atau takut karena siksa-Nya, melainkan karena kecintaan kepada-Nya. Junaid al-Baghdadi mendefinisikan tasawuf sebagai. "Engkau berusaha untuk selalu bersama Allah tanpa ada persyaratan apapun. Engkau ingin selalu bergabung dengan Allah tanpa pamrih apapun selain kebersamaan bersama-Nya.

Sepanjang sejarah, para ulama lalu mengembangkan kiat - kiat agar kita mampu mengabdi pada Tuhan atas dasar cinta semata, bukan karena siksa atau pahala. Inilah suatu keberagaman yang dinamakan tasawuf, jalan para sufi.


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More